Tribrata News
Aceh Timur-Kapolres Aceh Timur, AKBP Rudi
Purwiyanto, S.I.K, M. Hum, mengguggah kesaradan anggotanya untuk tumbuhkan budaya rasa malu
melakukan kesalahan dan pelanggaran di lingkungan tempat anggotanya
bertugas, baik yang di polres maupun polsek dengan membudayakan
sifat malu sebagai benteng diri dalam melaksanakan tugas dan pelayanan kepada
masyarakat dan menghindari korupsi.
"Budaya sifat malu bertujuan untuk meningkatkan
kesadaran dalam diri personel Polri khususnya anggota Polres Aceh Timur dan
menumbuhkan keikhlasan dan integritas kerja dalam memberikan pelayanan prima
kepada masyarakat," kata Kapolres, Minggu (23/04).
Adapun budaya malu itu diantaranya malu tidak masuk
kerja, malu datang terlambat, malu pulang lebih awal, juga malu berpakaian
tidak rapi. Terang Kapolres.
Selain itu, malu ruangan tidak bersih, malu kerja
tidak benar, malu meja berantakan, malu mengobrol dalam ruangan, malu
banyak bicara sedikit kerja, dan malu mengambil hak orang lain.
"Jika budaya malu tersebut telah dipahami dan
diterapkan dalam melakukan pekerjaan, maka semua program dan tugas kepolisian
dapat berjalan dan tercapai dengan baik," ujar Kapolres.
Sementara itu ia menjelaskan, sebagai anggota Polri
saat ini dituntut untuk lebih prfesional, modern dan terpercaya (Promoter)
sejalan dengan Program Prioritas Kapolri, ungkap Kapolres.
Menurutnya, malu merupakan kontrol yang sangat ampuh
terhadap perilaku manusia dan sudah saatnya malu menjadi budaya yang harus selalu
dijaga dan dipelihara, baik individu maupun kelompok. Budaya malu menjadi
pemicu yang mengarahkan kepada kebaikan serta meningkatkan pelayanan prima
terhadap masyarakat.
Kapolres juga
berpesan agar setiap personel untuk saling mengingatkan antara anggota yang satu dengan lainnya,
sehingga menghindari kesalahan-kesalahan yang seharusnya tidak terjadi.
Hal itu
dikatakannya mengingat masih ada personel Polri di jajarannya yang tidak
patuh hukum dan melanggar aturan. Padahal menurutnya rambu-rambu dan aturan
sudah ada dan sudah jelas, tapi masih ada saja melanggar. (Iwan Gunawan).