TRIBRATA NEWS POLRES ACEH TIMUR

Masyarakat Diminta Waspada Terhadap Modus Baru Peredaran Narkoba Dalam Bentuk Coklat dan Cairan.

Sabu dalam kemasan coklat dan cairan yang berhasil diungkap Polda Metro Jaya
Tribrata News Atim-Satuan Reserse Narkoba Kepolisian Resor Aceh Timur mengingatkan kepada masyarakat agar selalu waspada terhadap modus baru peredaran narkoba. Dari pengamatan yang dilakukan pihaknya, saat ini berbagai upaya untuk menghancurkan generasi muda. Ini terlihat dari berbagai cara dan siasat bagaimana narkoba itu bisa beredar luas di Indonesia tanpa melihat status sosial maupun usia. Hal tersebut diungkapkan oleh Kapolres Aceh Timur AKBP Hendri Budiman, SH, SIK, MH melalui Kasat Narkoba AKP Ildani Ilyas.

Lebih lanjut Kasat Narkoba mengatakan, narkotika golongan satu, khususnya jenis sabu-sabu, saat ini sudah dikemas sedemikian rupa hingga menjadi kemasan yang menarik, seperti permen, kue bahkan minuman. Hal inilah yang perlu menjadi perhatian serius masyarakat khususnya para orang tua. Menurut Kasat Narkoba, meski modus ini belum pernah terjadi di wilayah hukum Polres Aceh Timur, dirinya tetap mengingatkan warga untuk mewaspadai modus baru ini, terutama orang tua yang memiliki putra/putri dan masih duduk di bangku sekolah. Terang Kasat Narkoba Polres Aceh Timur AKP Ildani Ilyas.

Seperti yang dilansir dari detik.com, belum lama ini Direktorat Narkoba Polda Metro Jaya mengungkap modus baru dalam penyelundupan narkotika jenis sabu. Untuk mengelabui aparat, banyak cara yang dilakukan sindikat di antaranya dengan mengemasnya menggunakan kaleng lem dan coklat.

Direktur Narkoba Polda Metro Jaya Kombes Eko Daniyanto mengatakan, munculnya modus-modus baru dalam penyelundupan narkotika tersebut adalah upaya sindikat untuk mengelabui aparat.
"Mungkin selama satu tahun ini karena kita sudah sita 1 ton 7 kilogram,  mungkin mereka (menggunakan modus baru) bagaimana ini agar tidak sampai terdeteksi," Kata Eko kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Rabu (13/4/2016).

Tetapi, petugas jeli. Buktinya, polisi berhasil mengungkap penyelundupan sabu dalam kemasan coklat dan sabu cair dalam kemasan kaleng lem yang disebut-sebut sebagai modus baru. Sabu dalam kemasan coklat tersebut dikirim ke Jakarta lewat jasa ekspedisi. Paket 'coklat sabu' itu diduga berkaitan erat dengan sindikat di China yang ditangkap oleh satuan anti narkotika  China.

"Paket sabu dalam kemasan coklat ini ditunggu selama seminggu, kemudian tidak diambil akhirnya kita kerjasama dengan ekspedisi dan besoknya ekspedisi dihubungi polisi China oleh satuan anti narkotika China," jelas Eko.

Berdasarkan keterangan kepolisian China pula, diketahui ada bandar narkotika yang ditangkap oleh kepolisian China bernama Lio Chu. "Artinya, berarti belum ada orang yang dibubungi untuk mengambil sabu dari ekspedisi tersebut," imbuhnya.

Sejauh ini, polisi juga belum menemukan siapa bandar yang memesan barang via ekspedisi tersebut. Polda Metro Jaya akan bekerjasama dengan kepolisian China terkait paket barang haram tersebut.
"Mungkin bisa saja kita datang ke sana untuk penyidikan di China atau sharing informasi siapa saja jaringan di Indonesia," tambahnya.
Paket 'coklat sabu' itu diungkap Polres Jakbar pada pekan lalu. Ada 44 kotak sabu yang dikemas dalam bentuk kemasan coklat berwarna keemasan itu.

"Dari 43 kotak sabu masing-masing berisi 32 bungkus 'coklat sabu', kemudian 1 kotak beratnya 32 ons sehingga totalnya sekitar 14 kilogram. Ada 3 paket lagi yang masih kami cari," lanjutnya.

Sabu Cair Dalam Kaleng Lem
Selain paket 'coklat sabu', Subdit III Narkoba Ditresnarkoba Polda Metro Jaya yang dipimpin AKBP Arman Asmara juga mengungkap sabu cair. Sabu kiriman Iran itu dikamuflasekan dalam kemasan kaleng lem 'Bel' dengan tulisan Arab.

"Sabu cair ini informasinya sudah lama didapati dan kifa maping clandestain labnya, begitu ada pengiriman dari Iran pakai pesawat kami bekerjasama dengan bea cukai, kita tes ternyata itu sabu cair kualitas satu dari Iran," jelas Eko lagi.

Polisi kemudian melakukan control delivery terhadap 72 kaleng seberat total 54 Kilogram itu sampai ke kantor ekspedisi di Rawamangun, Jakarta Timur.

"Setelah disegel kembali, kita ikuti ke espedikisi Aramex di Rawamangun kemudian setelah satu hari ditunggu dihubungi oleh penerima barang atas nama Borzord Lafmajani Syahriarbalias Hosein, WN Iran dan satu WNI atas nama Than Stanley," ungkapnya.

Polisi kemudian menangkap 2 orang penerima paket tersebut. Temuan tersebut selanjutnha dikembangkan ke apartemen tempat tinggal tersangka di Kelapa Gading, Jakut. "Kami geledah di sana dan ditemukan 2 buah timbangan digital dan ada mixer," imbuhnya.

Sementara itu, AKBP Arman mengungkap, sabu cair ini doproses terlebih dahulu sehingga berbentuk kristal sebelum dipasarkan. Sabu cair dimasukkan ke dalam dandang kemudian dicampur air mineral lalu dimikser.

"Kemudian dimasak selama 1 jam sampai mendidih," ujar Arman. Setelah mendidih, sabu cair yang sudah diesktraksi itu kemudian didinginkan lalu dimasukkan ke dalam loyang. Sabu didinginkan menggunakan kipas angin selama 2 hari. "Setelah dua hari itu akan terjadi permentasi kristal dan hari ketiga masuk ke kulkas terjadi kristalisasi dan pecah," ungkapnya. (Iwan Gunawan/bbs).

Previous Post Next Post