TRIBRATA NEWS POLRES ACEH TIMUR

Berhasil Ungkap Pelaku Pembunuhan Gajah, Polres Aceh Timur Dapat Apresiasi Dari Pemerintah Pusat

Tribrata News Aceh Timur-Kinerja Polres Aceh Timur yang telah berhasil mengungkap pelaku pembunuhan gajah terlatih “Si Bunta” di Conservation Respon Unit (CRU) yang terletak di Gampong Bunin, Kecamatan Serbajadi, mendapat perhatian pemerintah pusat melalui Kementerian Hidup.
Hal ini disampaikan oleh Direktur Konservasi Keanekaragaman Hayati Kemeterian Lingkungan Hidup Republik Indonesia, Indra Exploitasia Semia saat Konfrensi Pers di Aula Wira Satya Polres Aceh Timur, Selasa (03/07/2018) malam.
“Kami dari pemerintah pusat menyapresiasi kepada jajaran Polres Aceh Timur yang telah berhasil mengungkap pelaku pembunuhan “Si Bunta” dan kami berharap terhadap pelaku yang masih menjadi daftar pencarian orang (DPO) juga segera tertangkap.
Atas prestasi ini kami akan memberikan piagam penghargaan kepada Polres Aceh Timur atas kinerjanya” ungkap Indra Exploitasia Semia.
Sebelumnya, Kapolres Aceh Timur AKBP Wahyu Kuncoro, S.I.K, M.H dalam penyampainya kepada sejumlah wartawan media cetak, elektronik dan online menyatakan, bahwa pihaknya telah berhasil menangkap pelaku pembunuhan gajah di CRU Serbajadi dengan inisial AMR (27) warga Gampong Seumanah Jaya, Kecamatan Ranto Peureulak, dan ALD (35) warga Gampong Bunin, Kecamatan Serbajadi, Kabupaten Aceh Timur.
Dikatakan Kapolres, terdapat 4 (empat) pelaku, 2 (dua) pelaku berhasil kami amankan sedangkan 2 (dua) pelaku berinisial PTR dan AMR masih dalam pengejaran. Kedua pelaku kami tangkap tidak jauh dari lokasi kejadian," terangnya.
Lebih jauh Kapolres Aceh Timur menjelaskan, kasus pembunuh gajah Bunta ini terungkap berkat adanya kerjasama dengan masyarakat dan juga rekan-rekan dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh.
Awal pengungkapan pelaku dimulai dari pengumpulan informasi terkait siapa saja yang berada dan sering melakukan kegiatan di lingkungan CRU Serbajadi.
"Dari hasil itu kita bisa menganalisa dan mengevaluasi siapa-siapa atau yang patut dicurigai terhadap matinya Bunta. Setelah itu kami melakukan gelar perkara dan berhasil mengungkap pelaku pertama, AMR mantan petugas CRU.
Dari hasil pengembangan, lanjut Kapolres, pihak kepolisian mengantongi nama ALD yang juga diduga terlibat dalam pembunuhan satwa dilindungi tersebut.
AMR berperan sebagai pemberi makanan yang telah dibubuhi racun kepada gajah Bunta.
Jadi awalnya salah satu DPO memberikan kuini dan pisang yang telah dicampur dengan racun, namun Bunta tidak mau makan. Menurutnya, secara psikologis, Bunta tidak akan memakan makanan dari orang yang tidak dikenalinya. Di sinilah peran AMR yang sudah akrab dengan Bunta.
Karena Bunta tidak mau makan saat diberikan buah tersebut, maka selanjutnya AMR yang memberikan ia makan. Saat AMR memberikan makanan tersebut, Bunta langsung memakan makanan beracun tersebut. Setelah Bunta keracunan dan tumbang, pelaku kemudian melancarkan aksinya untuk mengambil gading gajah malang tersebut.
Mereka menggunakan parang untuk memotong gading gajah jantan ini. Karena terdesak mereka turut menggunakan kapak untuk mempercepat proses pengambilan gading dan dibantu dengan injakan kaki, para pelaku juga sempat berniat memotong gading lainnya. Namun, saat ingin melancarkan aksinya, mereka melihat cahaya senter penjaga CRU sehingga bergegas meninggalkan lokasi.
"Kami mohon doanya kepada rekan-rekan agar kasus ini segera selesai kita ungkap termasuk jenis racun yang digunakan, kami juga masih menunggu hasil dari Laboratorium Forensik Medan," terang Kapolres Aceh Timur, AKBP Wahyu Kuncoro, S.I.K, M.H.
Sementara itu Kasubdit Tipidter Bareskrim Polri, Kombes Pol Adi Karya Tobing, S.H, MH menyampaikan; sebelumnya kami dari Mabes Polri sudah berkomunikasi dengan Polres Aceh Timur nanti kami akan melakukan penyelidikan tentang racun apa yang di berikan sehingga gajah Bunta tersebut mati.
Semoga terungkap kasus-kasus tentang kematian gajah yang terjadi selama ini, karena menurut keterangan dari para ahli satwa bahwa gajah yang cepat punah yaitu gajah Sumatera akibat dari pemburuan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. Jelasnya.
Selanjutnya, Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh, Aji Sapto mengatakan, gajah yang mati di CRU yaitu gajah jinak sehingga kita sangat menyayangkan atas kejadian ini.
CRU sangat penting bagi kami dan kelalaian ini akan menjadi bahan kajian bagi kami untuk perkembangan CRU ke depan. Ujarnya. (Iwan Gunawan).
Previous Post Next Post