Tribrata News Polres Aceh Timur-Radiah, (49) yang ditemukan mengapung di sungai belakang rumahnya di Dusun Bahagia, Desa Putoh Dua, Kecamatan Pantee Bidari, Kabupaten Aceh Timur pada, Jum’at, (21/01/2022) lalu ternyata merupakan korban pembunuhan.
“Pelaku
berisial MH, (64) yang tidak lain adalah suaminya sendiri berhasil ditangkap
oleh petugas kurang dari 1 x 24 jam saat pelaku sedang berada di Polres Aceh
Timur untuk membuat laporan hilangnya sang istri,” ujar Kasat Reskrim Polres
Aceh Timur AKP Miftahuda Dizha Fezuono, S.I.K. saat memimpin kegiatan
Konferensi Pers, Selasa, (25/01/2022).
Diungkapkan,
kejadian bermula saat, Korban (R) dinyatakan hilang oleh keluarganya sejak
Kamis, (20/01/2022) pagi. Setelah diupayakan pecarian yang dilakukan oleh warga
bersama Satreskrim Polres Aceh Timur, Polsek Pantee Bidari dan SAR Kabupaten
Aceh Timur, jenazah korban ditemukan pada hari Jum’at, 21 Januari 2022 sekira
pukul 10.15 WIB di alur (sungai) yang berada di belakang rumah korban.
Kemudian
jenazah korban dibawa ke Puskesmas Matang Pudeng, Kecamatan Pantee Bidari untuk
dilakukan identifikasi awal oleh Unit Identifikasi Satreskrim Polres Aceh Timur
yang selanjutnya dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah Langsa untuk dilakukan visum
et repertum.
“Hasil identifikasi oleh dokter forensik dalam rangkaian visum et repertum, diduga korban sudah terlebih dahulu meninggal sebelum tenggelam di sungai dan diperkirakan korban meninggal dunia lebih kurang 40 jam sebelum jenazah tiba di RSUD Langsa. Hal tersebut sesuai fakta-fakta hasil identifikasi forensik,” sebut Kasat Reskrim.
Dari
hasil keterangan forensik tersebut, Kasat Reskrim Polres Aceh Timur AKP
Miftahuda Dizha Fezuono, S.I.K. membentuk dua tim, satu tim di lapangan (lokasi
kejadian) dan satu tim pulbaket di polres.
Sementara
itu pelaku yang merupakan suami korban, saat jenazah korban ditemukan ia tidak
mengetahuinya, karena pelaku sedang membuat laporan hilangnya korban di SPKT
Polres Aceh Timur yang selanjutnya diambil keterangan awal oleh anggota piket
SPKT dan piket Satreskrim terkait penyebab atau kronologi istrinya menghilang
dari rumah.
Pada
saat dimintai keterangannya oleh anggota piket, pelaku memberi penjelasan
berbelit-belit dan berubah-ubah.
Melihat
adanya kejanggalan dari keterangan pelaku, tim pulbaket yang berada di polres
kemudian melakukan interogasi secara intens. Hal ini disebabkan keterangan
pelaku berbanding terbalik dengan keterangan saksi-saksi yang ada di lapangan.
Selanjutnya pada hari Sabtu, (22/01/ 2022) sekira pukul 15.00 WIB, dari hasil penyelidikan di lapangan yang dipimpin langsung oleh Kasat Reskrim, Unit Resmob dan Penyidik Satreskrim Polres Aceh Timur melakukan interogasi lebih dalam terhadap pelaku yang sedang diperiksa oleh anggota piket Reskrim dan SPKT, sehingga pelaku tidak dapat menghindar dan mengakui semua perbuatan tindak pidana pembunuhan terhadap korban yang selanjutnya pelaku langsung diamankan.
Dari
pengakuan pelaku, pada hari Rabu, tanggal 19 Januari 2022 sekira pukul 23.30
WIB pelaku tidak melihat korban di dalam kamar. Selanjutnya pelaku bangun dan
melihat korban berada di luar rumah sedang bermain handphone, hal ini membuat
pelaku merasa curiga dan menghampiri korban.
Pelaku
bertanya kepada korban "kenapa belum tidur dan gelisah kali" akan
tetapi korban tidak menghiraukan pertanyaan pelaku yang membuat pelaku
tersinggung dan marah, kemudian pelaku merampas handphone dari tangan korban
sambil memukul pada bagian wajah korban yang mengakibatkan korban terjatuh.
Melihat
korban terjatuh dan memeriksa keadaanya yang diduga telah tidak bernyawa,
pelaku panik, kemudian korban digendong dan membawanya ke pinggir sungai
seolah-olah korban hilang dari rumah.
Dari pengungakapan ini sejumlah barang bukti turut diamankan petugas, diantaranya; satu set pakaian milik korban, satu unit handphone milik korban, satu lembar baju milik pelaku, satu lembar kain sarung milik pelaku dan dua buah cincin besi milik pelaku.
“Atas perbuatannya, pelaku dipersangkakan melanggar Pasal 338 atau pasal 351 ayat 3 KUHPidana dan atau pasal 44 ayat 3 Undang-undang Nomor 23 Tahun 2004 Tebntang Penghapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga dengan ancaman hukuman 15 tahun.” Pungkas Kasat Reskrim Polres Aceh Timur AKP Miftahuda Dizha Fezuono, S.I.K. (Iwan Gunawan).